Karawang, Karawanghitz – Kesehatan mental dan psikis menjadi salah satu aspek penting sebagai pemicu kewarasan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Namun di Indonesia, masih banyak masyarakat yang mengabaikan hal tersebut. Terutama di kalangan generasi mudanya, yang tengah mencari jati diri.
Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), lebih dari 19 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan mental.
Marcella Widianti, mahasiswi Universitas BSI Kampus Karawang mengatakan bahwa kesehatan mental sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang.
“Menurut saya pribadi, kesehatan mental itu sangat penting bagi kualitas hidup karena bisa memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain serta lingkungannya,” katanya, ketika ditemui di lingkungan Universitas Bina Sarana Informatika Kampus Karawang, Selasa (10/12)
Menurutnya, media sosial juga menjadi salah satu penyebab mereka mengalami gangguan kesehatan mental. “Dengan adanya media sosial, semua sudah ada dalam genggaman. Jemari yang semula berguna untuk makan, kini juga dipakai untuk menyakiti perasaan seseorang tanpa harus bertemu. Kolom komentar di beberapa media sosial selalu dibanjiri dengan komentar negatif. Bisa saja komentar tersebut berdampak pada kesehatan mental seseorang,” ucapnya.
Bahkan baru-baru ini, kasus pembullyan sangat marak terjadi di lingkungan pendidikan di Indonesia. Pembullyan juga seringkali menjadikan seseorang mengidap gangguan kesehatan mental.
“Kalimat candaan yang berlebihan, juga berdampak pada kondisi hati seseorang. Lidah kita bisa menghunus perasaan orang lain dengan ucapan yang menyakiti hati,” jelasnya.
Lebih lanjut, Marcella menyebut bahwa lingkungan keluarga juga bisa menjadi salah satu faktor terganggunya kesehatan mental seseorang. Terutama bagi mereka generasi sandwich, yang harus menjadi tulang punggung keluarga di usia muda.
“Adakalanya seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan biaya hidupnya ditanggung, tapi harus menghidupi keluarganya,” ucap Marcella.
“Sebetulnya gejala kesehatan mental ini sudah terlihat jika korban sering menyendiri. Biasanya para pengidap selalu terlihat cemas berlebihan, berperasaan kalau dirinya itu tidak berharga dan mungkin seperti tidak percaya diri,” tambahnya.
Untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah gangguan psikis, beberapa langkah efektif dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Marcella yang mengatakan, “Kita harus berolahraga secara teratur untuk mengurangi stres dan meningkatkan mood. Menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman juga sangat penting untuk memperkuat ikatan sosial dan mengurangi perasaan isolasi.”
Ia juga menambahkan, “Selain itu, melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti hobi atau kreativitas dapat membantu mengalihkan pikiran dari tekanan sehari-hari. Bermeditasi dan berlatih relaksasi juga efektif untuk mengelola stres dan kecemasan.”
Dengan mengenali beberapa gejala kesehatan mental dan psikis, seharusnya masyarakat bisa mengayomi dan melindungi para korban. Sering kali masyarakat justru malah memojokkan mereka karena dianggap terlalu berlebihan.
“Mari sadari perilaku masyarakat sekitar, temani dan beri tempat untuk bersandar bagi penderita (gangguan kesehatan mental). Bila perlu konsultasikan pada spesialis kesehatan mental, seperti psikiater,” tutup Marcella.