Pendidikan

Hari Lahir Perpustakaan Nasional 2025 Momentum Emas Tingkatkan Minat Baca Mahasiswa

×

Hari Lahir Perpustakaan Nasional 2025 Momentum Emas Tingkatkan Minat Baca Mahasiswa

Sebarkan artikel ini
Perpustakaan
Sumber Gambar: PerpusNas

Karawang, Karawanghitz — Hari Lahir Perpustakaan Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 Mei menjadi momentum reflektif bagi dunia pendidikan, termasuk di lingkungan Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) Kampus Karawang. Meskipun tidak menggelar perayaan khusus, semangat mencintai buku dan budaya literasi tetap menjadi sorotan utama kampus tersebut.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sendiri didirikan pada 17 Mei 1980, dan sejak saat itu menjadi tonggak penting dalam pembangunan intelektual bangsa melalui penyediaan akses informasi dan literatur. Di era digital saat ini, peran perpustakaan tetap relevan sebagai pusat pengetahuan dan penggerak literasi, terutama di kalangan mahasiswa.

Kepala Kampus Universitas BSI Kampus Karawang, Hasan Basri, M.Kom., menyampaikan pandangannya terkait makna Hari Lahir Perpustakaan Nasional dalam konteks pendidikan tinggi.

“Bagi kami, Hari Lahir Perpustakaan Nasional bukan sekadar mengenang sebuah institusi, tetapi mengingatkan kembali kepada semangat membaca, menulis, dan berpikir kritis. Ini nilai-nilai yang harus terus hidup di lingkungan kampus, apalagi di tengah derasnya arus informasi digital,” ujar Hasan.

Perpustakaan sebagai Pusat Pengembangan Karakter Akademik

Perpustakaan Universitas BSI Kampus Karawang selama ini terus berupaya menjadi ruang literasi yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan mahasiswa. Tidak hanya menyediakan koleksi buku cetak, perpustakaan juga mengintegrasikan layanan digital seperti e-journal, e-book, serta akses ke berbagai repositori ilmiah nasional.

Menurut Hasan, fasilitas ini dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan akademik dan memperkuat budaya riset di kalangan mahasiswa. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa perlu diajak untuk menjadikan membaca sebagai gaya hidup.

“Budaya baca bukan sekadar kewajiban saat mengerjakan tugas, tapi harus menjadi kebiasaan harian. Kampus memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang mendorong hal itu,” imbuhnya.

Tantangan Literasi di Era Digital

Meningkatnya penggunaan teknologi digital memang telah mengubah cara generasi muda mengakses informasi. Namun, menurut praktisi literasi dan penggiat buku, Nychken Gilang Bedy S, hal itu tidak serta-merta menggeser pentingnya peran perpustakaan.

“Perpustakaan tetap relevan, karena tidak semua informasi di internet valid. Justru perpustakaan menyediakan sumber-sumber terpercaya yang sudah melewati kurasi. Ini penting untuk mahasiswa yang sedang belajar berpikir kritis dan ilmiah,” terang Nychken, penulis buku.

Ia juga menambahkan bahwa budaya membaca harus ditanamkan dengan pendekatan kreatif, termasuk melalui klub buku, diskusi literasi, atau lomba resensi yang bisa digelar di kampus.

Mahasiswa BSI dan Gairah Membaca di Perpustakaan

Sejumlah mahasiswa Universitas BSI Kampus Karawang mengaku masih menjadikan perpustakaan sebagai tempat favorit untuk belajar. Salah satunya adalah Tarisa, mahasiswi Program Studi Sistem Informasi.

“Saya suka ke perpustakaan karena suasananya tenang dan koleksi bukunya cukup lengkap. Kadang baca buku motivasi atau pengembangan diri di sela-sela waktu luang,” ujarnya.

Yuliani juga berharap pihak kampus dapat menghadirkan lebih banyak kegiatan literasi, seperti bedah buku atau seminar tentang dunia kepenulisan.

Komitmen Berkelanjutan dari Universitas BSI

Sebagai institusi pendidikan, Universitas BSI Kampus Karawang berkomitmen terus meningkatkan layanan perpustakaan dan literasi digital. Hal ini sejalan dengan visi kampus dalam mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten di bidangnya, tetapi juga memiliki kepekaan intelektual dan sosial.

Hasan menyebutkan bahwa ke depan, kampus akan membuka lebih banyak program kolaboratif dengan perpustakaan daerah, serta melibatkan mahasiswa dalam kegiatan literasi berbasis komunitas.

“Kami ingin menjadikan mahasiswa sebagai agen literasi, bukan hanya pembaca pasif. Dengan melibatkan mereka dalam proyek literasi, mereka bisa belajar banyak hal, termasuk kepemimpinan, komunikasi, dan kolaborasi,” jelasnya.

Hari Lahir Perpustakaan: Momentum untuk Bergerak

Meski tanpa seremoni, Hari Lahir Perpustakaan Nasional tetap dirayakan secara substansial oleh civitas akademika Universitas BSI Kampus Karawang. Lewat semangat cinta baca dan penguatan budaya literasi, kampus ini berharap bisa terus melahirkan generasi pembelajar yang kritis, kreatif, dan adaptif.

Sebagaimana kata pepatah lama, “Membaca adalah jendela dunia”, maka menjaga dan merawat semangat membaca adalah salah satu kunci membuka masa depan yang lebih cerah.