Karawang, Karawanghitz — Pada 5 Desember 2024 Kabupaten Karawang menjadi saksi penting dalam peluncuran program nasional yang bertujuan menanggulangi permasalahan stunting di Indonesia. Pada Kamis, 5 Desember 2024, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji, meresmikan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Danau Cipule, Kecamatan Ciampel. Program ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam usaha menurunkan angka stunting yang masih menjadi masalah besar bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Pentingnya Gerakan Genting untuk Penurunan Stunting
Peluncuran program Genting ini sangat relevan, mengingat Indonesia masih menghadapi tantangan serius terkait stunting. Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat mencapai 21,5 persen. Meskipun ada penurunan tipis sebesar 0,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini masih jauh dari target yang diharapkan. Oleh karena itu, program Genting hadir sebagai langkah konkret untuk mempercepat penurunan stunting, yang juga merupakan bagian dari upaya besar pemerintah dalam mewujudkan SDM unggul.
“Peluncuran Genting ini merupakan langkah besar untuk mengatasi masalah stunting, karena meskipun ada penurunan, angka stunting masih sangat tinggi dan perlu penanganan yang lebih serius,” ujar Wihaji dalam sambutannya.
Tujuan dan Strategi Program Genting
Gerakan Genting dirancang sebagai upaya untuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga-keluarga yang berisiko tinggi terhadap stunting, terutama keluarga miskin yang memiliki balita. Menurut Wihaji, program ini bertujuan untuk memberikan intervensi yang lebih terarah dan tepat sasaran kepada keluarga berisiko stunting, dengan memberikan bantuan dalam bentuk peningkatan gizi, kesehatan, serta pemberdayaan keluarga.
“Program ini bukan hanya soal memberikan bantuan langsung, tapi juga memberikan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya pemenuhan gizi yang baik bagi anak-anak mereka. Dengan begitu, keluarga bisa lebih mandiri dalam menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak-anaknya,” tambah Wihaji.
Selain itu, program Genting juga bertujuan untuk mencegah terjadinya stunting baru dengan melibatkan masyarakat dan berbagai pihak terkait, termasuk para orang tua asuh yang peduli terhadap masalah gizi dan kesehatan anak-anak di wilayah mereka.
Fokus Program pada Keluarga Miskin dan Berisiko Stunting
Salah satu fokus utama dari gerakan ini adalah keluarga miskin yang memiliki anak balita dengan risiko tinggi terhadap stunting. Program Genting akan memprioritaskan keluarga-keluarga yang tinggal di daerah dengan angka stunting yang tinggi, terutama yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang mampu. Wihaji menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dengan cara yang lebih holistik dan menyeluruh.
“Dalam program ini, bantuan tidak hanya berupa bahan pangan atau suplemen gizi, tetapi juga edukasi mengenai pola asuh yang benar, pentingnya pola makan bergizi, dan cara merawat kesehatan anak dengan tepat,” jelas Wihaji.
Kolaborasi dalam Pencegahan Stunting
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa penurunan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Program Genting menjadi salah satu langkah untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat, dengan melibatkan orang tua asuh yang akan membantu keluarga berisiko stunting. Orang tua asuh ini diharapkan tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga dukungan psikologis dan edukasi kepada keluarga yang membutuhkan.
“Program ini juga melibatkan masyarakat secara langsung. Kami berharap masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka, terutama dalam membantu keluarga yang berisiko stunting,” imbuh Wihaji.
Peran BKKBN dalam Program Genting
Program Genting merupakan salah satu inisiatif yang didorong oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang menjadi koordinator utama dalam pelaksanaan program ini. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021, BKKBN memiliki peran strategis dalam melaksanakan program-program yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
Dalam peluncuran ini, Wihaji mengungkapkan bahwa BKKBN akan terus bekerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga lain untuk memastikan agar program Genting dapat dilaksanakan dengan efektif dan dapat menjangkau keluarga yang benar-benar membutuhkan.
Harapan dan Prospek Masa Depan
Peluncuran Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) di Karawang ini menandai dimulainya sebuah perubahan besar dalam upaya penurunan stunting di Indonesia. Pemerintah berharap bahwa program ini dapat berjalan dengan sukses, dan menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan anak-anak serta pentingnya intervensi dini dalam pencegahan stunting.
“Kita harus terus berusaha bersama-sama untuk menurunkan angka stunting. Program ini merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan besar kita dalam menciptakan SDM unggul yang sehat dan berkualitas,” tutup Wihaji.
Dengan adanya Gerakan Genting, diharapkan keluarga Indonesia, khususnya yang berisiko stunting, dapat merasakan manfaat langsung dalam memperbaiki kualitas gizi dan kesehatan anak-anak mereka, serta mencegah stunting yang dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak-anak. Program ini menjadi harapan baru dalam perjuangan Indonesia untuk mewujudkan generasi yang lebih sehat dan cerdas.