Pendidikan

Kebangsaan Menjadi Senjata Ampuh: Tugas Kuliah Mahasiswa yang Menginspirasi

×

Kebangsaan Menjadi Senjata Ampuh: Tugas Kuliah Mahasiswa yang Menginspirasi

Sebarkan artikel ini
Kebangsaan
Sumber Gambar: Milenianews

Karawang, Karawanghitz — Tugas kuliah kerap kali menjadi sarana mahasiswa mengasah pengetahuan dan keterampilan. Namun, apa jadinya jika tugas tersebut tidak hanya memuat teori akademik semata, melainkan juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan? Inilah yang terjadi di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Karawang. Melalui pendekatan pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa diajak tidak hanya berpikir kritis, tetapi juga peduli terhadap jati diri bangsa.

Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi UBSI Karawang baru saja menyelesaikan mata kuliah Kewarganegaraan dengan format tugas akhir yang berbeda. Alih-alih menulis makalah atau menjawab soal ujian, mereka diminta membuat konten digital bertema “Kebangsaan di Era Digital”, baik dalam bentuk video, podcast, maupun infografis.

“Saya sangat antusias karena ini pertama kalinya saya membuat video yang isinya mengangkat tokoh-tokoh nasional yang inspiratif. Kami riset sendiri, wawancara, dan akhirnya sadar bahwa nilai kebangsaan itu bukan sekadar hafalan,” ujar Firda, salah satu mahasiswa peserta proyek tugas.

Nilai Kebangsaan di Tengah Tuntutan Akademik

Dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan, Silvia Nanda Putri Erito, M.Pd., mengatakan bahwa metode ini diterapkan untuk memperkuat keterhubungan antara akademik dan realitas sosial bangsa.

“Di era digital, mahasiswa harus mampu menjadi agen perubahan. Tugas kuliah yang kami rancang bukan sekadar menilai kognitif, tetapi bagaimana mereka bisa menginternalisasi nilai kebangsaan ke dalam kehidupan nyata,” jelasnya.

Ia menambahkan, materi-materi seperti toleransi, keberagaman, dan cinta tanah air kini dapat diekspresikan dengan lebih luas melalui media digital. “Mahasiswa bisa menyampaikan pesan kebangsaan kepada teman-temannya di media sosial. Itulah bentuk kontribusi kecil, tapi berdampak,” tambah Erito.

Salah satu hasil tugas yang paling mencuri perhatian datang dari kelompok mahasiswa yang mengangkat isu kebhinekaan dalam kehidupan kampus. Mereka membuat video dokumenter singkat yang merekam kehidupan mahasiswa dari berbagai latar budaya yang saling bekerja sama dalam organisasi kampus.

“Awalnya kami hanya berpikir ini tugas biasa, tapi setelah mendalami, kami jadi paham bahwa hidup di tengah keberagaman itu justru memperkuat kita sebagai bangsa,” kata Firda, salah satu anggota tim.

Peran Kampus dalam Membumikan Nilai Kebangsaan

Rektor Universitas BSI, Prof. Dr. Mochamad Wahyudi, M.Pd., M.M., M.Kom, mengapresiasi inisiatif pembelajaran berbasis nilai-nilai kebangsaan di kampus.

“Kampus bukan hanya tempat belajar teknologi atau bisnis, tetapi juga ruang pembentukan karakter. Nilai kebangsaan seperti gotong royong, toleransi, dan cinta tanah air harus menjadi bagian dari proses belajar itu sendiri,” ungkap Wahyudi.

Menurutnya, kampus memiliki peran strategis dalam menyuarakan semangat kebangsaan yang kontekstual, apalagi di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi.

Tantangan Mewujudkan Tugas Kuliah yang Bermakna

Meski demikian, mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan ke dalam tugas kuliah bukan tanpa tantangan. Beberapa mahasiswa mengaku kesulitan dalam mengaitkan teori dengan isu sosial yang relevan. Namun, pendampingan intensif dari dosen menjadi kunci keberhasilan proses ini.

“Dosen kami benar-benar mendampingi dari tahap ide sampai produksi konten. Ini membuat kami merasa dihargai dan serius mengerjakannya,” ujar Hilma, mahasiswi lain yang ikut serta dalam proyek tugas.

Kebangsaan sebagai Pilar Pendidikan Tinggi

Langkah UBSI Karawang ini sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dr. Berry Juliandi, S.Si., M.Si.,, dalam pernyataan terpisah, mengungkapkan pentingnya membangun karakter mahasiswa yang berwawasan kebangsaan.

“Pendidikan tinggi harus mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tapi juga cinta tanah air dan berintegritas. Salah satu caranya dengan mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan ke dalam kurikulum dan tugas-tugas perkuliahan,” kata Berry.

Di tengah maraknya konten digital yang bersifat destruktif, hasil karya mahasiswa UBSI justru memberikan angin segar. Dengan pendekatan yang kreatif dan edukatif, mereka menjadi contoh bahwa media sosial juga bisa menjadi alat pemersatu bangsa.

“Kami ingin membuktikan bahwa generasi muda masih punya semangat nasionalisme. Tidak harus dengan baju adat atau upacara, tapi cukup lewat karya yang menggugah,” tutup Erito.

Apa yang dilakukan UBSI Kampus Karawang menunjukkan bahwa tugas kuliah tidak harus kaku dan monoton. Ketika tugas kuliah bertemu dengan nilai kebangsaan, maka lahirlah proses pembelajaran yang lebih hidup, membumi, dan berdampak. Sebuah pengingat bahwa pendidikan tinggi adalah ladang subur untuk menumbuhkan kecintaan pada bangsa — lewat pikiran, tindakan, dan karya nyata.