Karawang, 2 Juni 2025 – Di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks dan perubahan zaman yang serba cepat, mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Karawang terus membuktikan komitmennya dalam berkontribusi nyata kepada masyarakat. Kali ini, melalui kegiatan penyuluhan bertajuk “Hidupkan Hati, Kita Ada, Untuk Sesama”, mahasiswa dari kelas Sistem Informasi 6A menunjukkan peran aktif mereka dalam menanamkan nilai-nilai empati, solidaritas, dan kemanusiaan di tengah masyarakat.
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan di Kedai OA Cikampek, sebuah tempat yang kerap menjadi titik kumpul para remaja dan masyarakat umum, pada 2 Juni 2025. Kelompok 5 yang terdiri dari enam mahasiswa yakni:
-
Oshef (12220687)
-
Enver Kenzie (12220132)
-
Muhammad Fauroq (12220427)
-
Selvi Meilani Yosefa (12220129)
-
Muhamad Ridwan Siregar (12220593)
-
Muhammad Ferdy Alfarizy (12220647)
menggagas dan mengorganisir kegiatan ini dengan semangat untuk menebar nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.
Menghidupkan Kesadaran Sosial Sejak Dini
Mengangkat tema “Hidupkan Hati, Kita Ada, Untuk Sesama”, penyuluhan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kemanusiaan sejak dini, khususnya kepada generasi muda. Mahasiswa UBSI menyadari bahwa kemanusiaan bukan hanya soal memberi bantuan dalam bencana, tetapi juga soal menghadirkan empati dalam kehidupan sehari-hari.
“Kemanusiaan adalah pondasi dari masyarakat yang sehat dan maju. Lewat penyuluhan ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk tidak hanya peduli, tapi juga hadir aktif dalam membantu dan memahami orang lain,” ungkap Oshef selaku ketua kelompok.
Penyuluhan ini dirancang dengan pendekatan yang inklusif dan interaktif. Para peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga diajak untuk berbagi pengalaman, berdiskusi tentang permasalahan sosial di lingkungan masing-masing, serta bersama-sama mencari solusi konkret dan sederhana yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Fokus pada Empati dan Solidaritas
Salah satu hal penting yang disoroti dalam kegiatan ini adalah pentingnya membangun rasa empati dan solidaritas di tengah masyarakat. Mahasiswa UBSI mengajak peserta untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan saling peduli.
Topik tentang Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi salah satu bahasan penting. Para peserta diajak untuk mengenali dan menghargai hak setiap individu, serta tidak bersikap diskriminatif terhadap kelompok yang rentan, seperti penyandang disabilitas, lansia, atau masyarakat miskin.
“Kita ingin membentuk lingkungan yang tidak hanya bebas dari diskriminasi, tapi juga penuh kepedulian. Ketika seseorang mengalami kesulitan, yang lain tidak menutup mata,” kata Muhammad Ferdy Alfarizy, anggota kelompok yang ikut memberikan materi.
Diskusi yang terbuka dan suasana penyuluhan yang akrab membuat para peserta merasa nyaman untuk berbagi cerita pribadi. Hal ini memperkaya proses pembelajaran dan memperdalam pemahaman tentang bagaimana nilai-nilai kemanusiaan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kolaborasi Positif di Ruang Publik
Dipilihnya Kedai OA Cikampek sebagai lokasi penyuluhan bukan tanpa alasan. Tempat ini dikenal sebagai titik temu anak muda dan warga setempat. Suasana santai namun akrab yang ditawarkan tempat tersebut sangat mendukung terciptanya interaksi yang cair dan produktif.
Para mahasiswa memanfaatkan momen ini untuk menyisipkan nilai-nilai kemanusiaan dalam obrolan sehari-hari, menciptakan ruang diskusi yang sehat, serta membangun kedekatan emosional antara pemateri dan peserta.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi tentang nilai-nilai kemanusiaan tidak selalu harus berlangsung di ruang kelas. Dengan pendekatan yang tepat, edukasi bisa dilakukan di mana saja dan tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Gerakan Lanjutan: GESATU (Gerakan Saling Bantu)
Tidak berhenti pada kegiatan satu hari, Kelompok 5 dari UBSI Karawang berkomitmen untuk melanjutkan gerakan ini dengan mendirikan GESATU (Gerakan Saling Bantu). Komunitas ini dirancang sebagai wadah bagi mahasiswa dan masyarakat untuk saling membantu, baik dalam bentuk materi, tenaga, maupun ide.
“Kami ingin membangun gerakan kecil yang bisa terus berkembang. Hidupkan hati bukan sekadar tema, tapi harus menjadi cara hidup kita dalam bersosial,” jelas Muhammad Fauroq.
Melalui GESATU, para mahasiswa berharap bisa menjembatani berbagai bentuk kepedulian yang ada di masyarakat. Misalnya, membantu tetangga yang sakit, mengadakan kegiatan sosial rutin, atau sekadar menjadi pendengar bagi mereka yang butuh teman bicara.
Penutup: Pendidikan yang Membumi dan Berarti
Penyuluhan “Hidupkan Hati, Kita Ada, Untuk Sesama” adalah refleksi dari semangat mahasiswa UBSI dalam menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran sosial. Kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya soal capaian akademik, tetapi juga soal membentuk manusia yang peka terhadap lingkungannya.
Dengan mengusung nilai empati, kepedulian, dan solidaritas, mahasiswa UBSI Kampus Karawang berhasil menciptakan ruang yang mempertemukan pengetahuan dan hati nurani. Antusiasme peserta dan keterlibatan aktif dalam diskusi menjadi bukti bahwa penyuluhan ini memberikan dampak yang nyata.
Semoga langkah kecil ini menjadi awal dari gerakan besar. Sebab perubahan yang sejati selalu dimulai dari hati yang hidup untuk sesama.