Literasi Sekolah

Mahasiswa UBSI Karawang Gelorakan Literasi Zakat di DTA Al-Munawar: Bentuk Generasi Islam Berjiwa Sosial

×

Mahasiswa UBSI Karawang Gelorakan Literasi Zakat di DTA Al-Munawar: Bentuk Generasi Islam Berjiwa Sosial

Sebarkan artikel ini

KARAWANG, Karawanghitz – 20 Mei 2025 Mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Cikampek dari Program Studi Sistem Informasi telah menorehkan jejak positif di Yayasan Pesantren Terpadu Al-Munawar, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Meningkatkan Kepedulian Sosial Melalui Pemahaman Zakat untuk Generasi Islam,” mereka sukses meningkatkan literasi zakat dan menanamkan jiwa kepedulian sosial pada santri serta masyarakat sekitar. Inisiatif ini menjadi angin segar dalam upaya penguatan pemahaman zakat yang masih terbatas di banyak kalangan.

Mengapa Zakat Harus Dipahami Lebih Dalam?

Kegiatan ini didasari oleh temuan yang cukup mengkhawatirkan: rendahnya tingkat pemahaman zakat di masyarakat sekitar, khususnya terkait zakat mal, zakat penghasilan, dan potensi zakat produktif lainnya. Observasi awal menunjukkan bahwa banyak yang masih menganggap zakat sebatas kewajiban tahunan saat Ramadan, yaitu zakat fitrah, tanpa memahami dampak sosial dan keberlanjutan zakat sebagai instrumen pemberdayaan umat. Padahal, zakat memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial jika dikelola dengan baik dan benar.

“Zakat adalah rukun Islam yang bukan hanya bersifat ritual, tetapi memiliki dimensi sosial yang luar biasa. Jika masyarakat memahami dan menunaikan zakat secara benar, maka banyak permasalahan sosial seperti kemiskinan dan pendidikan bisa terbantu secara signifikan,” tegas Anisa Rizky Nurrobi Ramadanti, Ketua Pelaksana Kegiatan, menyoroti urgensi pemahaman zakat yang komprehensif.

Tujuan Mulia di Balik Gerakan Literasi Zakat

Program ini memiliki tujuan ganda yang sangat mulia. Pertama, memberikan edukasi komprehensif mengenai zakat kepada generasi muda Islam dan masyarakat sekitar pesantren. Edukasi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada aspek definisi, tetapi juga menjangkau jenis-jenis zakat, syarat, perhitungan, hingga tujuan penyalurannya.

Kedua, program ini secara aktif berupaya menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial sejak dini. Dengan memahami bahwa zakat adalah bentuk berbagi dan membantu sesama, diharapkan santri dan masyarakat dapat tumbuh menjadi individu yang lebih empati dan peduli terhadap lingkungan sosialnya. Terakhir, inisiatif ini juga mendorong pembentukan sistem pengelolaan zakat yang terorganisir di tingkat lembaga pendidikan nonformal seperti DTA. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan dana zakat dapat dihimpun dan disalurkan secara efektif dan efisien, dimulai dari basis komunitas terkecil.

Metode Edukatif yang Menarik dan Interaktif

Untuk memastikan materi tersampaikan dengan baik, tim UBSI merancang kegiatan yang interaktif dan edukatif. Sesi presentasi materi zakat disajikan dengan bahasa yang sederhana, dilengkapi dengan pemutaran video edukatif yang menarik perhatian. Sesi tanya jawab membuka ruang bagi peserta untuk menggali lebih dalam, sementara kuis berhadiah yang dirancang khusus untuk anak-anak membuat suasana lebih hidup dan menyenangkan.

“Kami sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini. Selain bermanfaat bagi anak-anak, kami juga mendapatkan pemahaman baru tentang jenis-jenis zakat,” ujar salah satu guru DTA Al-Munawar, mengapresiasi upaya mahasiswa UBSI. Sebanyak lebih dari 30 peserta aktif mengikuti seluruh rangkaian acara, menunjukkan antusiasme yang tinggi. Partisipasi aktif masyarakat dan pihak mitra juga terlihat dari dukungan penyediaan fasilitas seperti proyektor, speaker, konsumsi, dan dokumentasi, yang turut menyukseskan acara.

Dampak Nyata: Peningkatan Pemahaman Zakat yang Signifikan

  • Dampak positif dari kegiatan ini terbukti melalui evaluasi pre-test dan post-test yang menunjukkan peningkatan pemahaman peserta secara signifikan:
  • Mengetahui pengertian zakat: Peningkatan tajam dari 45% menjadi 85%.
  • Mengetahui jenis-jenis zakat: Lompatan signifikan dari 30% menjadi 78%.
  • Mengetahui syarat dan perhitungannya: Peningkatan dari 22% menjadi 71%.
  • Mengetahui tujuan penyaluran zakat: Pemahaman naik dari 40% menjadi 82%.
  • Tertarik untuk menunaikan zakat: Minat melonjak drastis dari 50% menjadi 90%.
  • Hasil ini menegaskan bahwa program edukasi yang terstruktur, meskipun sederhana, mampu memberikan dampak positif yang masif dalam meningkatkan kesadaran spiritual dan sosial, terutama di kalangan generasi muda Islam.

Komitmen untuk Keberlanjutan dan Pemberdayaan Umat

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi program insidental, melainkan memicu lahirnya unit edukasi zakat yang berkelanjutan di lingkungan pesantren dan komunitas lokal. Pihak DTA Al-Munawar sendiri telah menyatakan komitmennya untuk terus mengintegrasikan materi zakat dalam pembelajaran rutin santri, serta membuka ruang kolaborasi dengan lembaga zakat lokal.

Baca Juga: Perkuat Gerakan Zakat: Baznas  Depok Adakan Sosialisasi UPZ di SMA Negeri 5 Depok  

“Kami ingin menjadikan zakat sebagai pilar pemberdayaan umat. Dengan membangun pemahaman sejak usia dini, kami berharap tercipta generasi Islam yang bukan hanya taat ibadah, tetapi juga peduli terhadap kondisi sosial di sekitarnya,” pungkas Anisa, mewakili harapan besar tim pengabdian.

Didukung penuh oleh Dosen UBSI serta mitra masyarakat, kegiatan ini adalah bukti nyata komitmen mahasiswa dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Dokumentasi kegiatan telah diunggah di YouTube dan dapat diakses melalui tautan ini. Tim pengabdian masyarakat ini terdiri dari tujuh mahasiswa UBSI Karawang: Anisa Rizky Nurrobi Ramadanti, Ayudya Clea Tristanti, Asma’ Annisa, Siti Amanah, Sri Wulan Purnamasari, Intan Ali Firdaus, dan Wanda Hermawan, yang tergabung dalam kelompok 3 mata kuliah Pendidikan Agama Islam semester 6.