
Karawang, Karawanghitz — Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) meluncurkan program “Curhat Akademik” yang bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan akademik kepada mahasiswa. Program ini merupakan inisiatif yang dirancang untuk membantu mahasiswa mengatasi berbagai tantangan selama masa studi, baik dari bidang akademik maupun pribadi.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan permasalahan yang mereka hadapi dengan dosen konseling yang berpengalaman. Sesi-sesi konseling ini mencakup diskusi tentang berbagai isu, seperti kesulitan memahami materi kuliah, manajemen waktu, tekanan untuk meraih prestasi, hingga masalah pribadi yang dapat memengaruhi kinerja akademik.
“Dengan adanya program Curhat Akademik, kami berharap mahasiswa bisa merasa lebih didengar dan dipahami. Terkadang mereka hanya butuh tempat untuk bercerita dan mengurai beban pikiran,” ujar Dr. Lukmanul Hakim, S.Ip., M.M., dosen konseling UBSI.
Lukman menjelaskan bahwa mahasiswa seringkali menyimpan sendiri permasalahan yang mereka alami, sehingga lama-kelamaan bisa berdampak pada semangat belajar dan kesehatan mental mereka. Oleh karena itu, peran dosen konseling tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga sebagai fasilitator dalam membantu mahasiswa menemukan solusi terbaik.
“Mahasiswa datang dengan berbagai latar belakang masalah. Kami tidak memberi solusi instan, tapi mendampingi mereka untuk memahami diri dan situasi yang dihadapi. Itu penting untuk pengembangan pribadi mereka,” tambahnya.
“Curhat Akademik” Ciptakan Lingkungan Kampus yang Suportif
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah menciptakan lingkungan kampus yang terbuka dan suportif. Di tengah tuntutan akademik yang tinggi, mahasiswa kerap merasa tertekan. Melalui program ini, mereka memiliki ruang aman untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran tanpa merasa dihakimi.
Kartika, salah satu mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Akuntansi yang mengikuti program ini, mengaku merasakan manfaat besar dari sesi konseling. “Awalnya saya merasa ragu untuk ikut. Tapi setelah mencoba, saya merasa lebih ringan. Ternyata banyak hal yang bisa dibicarakan dan didiskusikan dengan cara yang nyaman,” tuturnya.
Menurut Kartika, ia kini lebih mampu mengatur waktu dan menghadapi tekanan tugas kuliah. “Saya jadi punya strategi sendiri untuk menyelesaikan tugas, dan lebih percaya diri menghadapi ujian,” katanya.
Edukasi Kesehatan Mental Lewat “Curhat Akademik”
Program “Curhat Akademik” juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Dalam sesi-sesi konseling, dosen tidak hanya memberi bimbingan, tetapi juga mengedukasi mahasiswa tentang cara mengenali gejala stres, teknik relaksasi, serta pentingnya mencari bantuan profesional ketika dibutuhkan.
“Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental masih sering dianggap tabu di lingkungan kampus. Melalui program ini, kami ingin mengubah persepsi itu,” kata Lukman.
Ia menambahkan, UBSI memiliki komitmen kuat untuk menjadikan program ini sebagai bagian integral dari pengalaman akademik mahasiswa. Dukungan psikologis dianggap sebagai aspek penting dalam proses pendidikan.
“Jika mahasiswa sehat secara mental, mereka akan lebih mudah menyerap materi kuliah dan aktif berkontribusi dalam kegiatan kampus,” jelasnya.
Mahasiswa lain, Rizky dari Program Studi Sistem Informasi, juga membagikan pengalamannya. “Saya sempat merasa kehilangan arah karena nilai turun drastis. Tapi setelah ikut sesi konseling, saya belajar untuk mengatur ulang prioritas dan mulai bangkit. Dosen konselingnya ramah dan enggak menghakimi,” ujarnya.
“Curhat Akademik” Jadi Model Pendampingan Mahasiswa
Pihak kampus berharap program ini dapat menjadi model bagi institusi pendidikan lain dalam memberikan dukungan menyeluruh kepada mahasiswa.
“Kami ingin menjadi pelopor dalam membangun sistem dukungan mental yang berkelanjutan di lingkungan akademik,” pungkas Lukman.
Dengan “Curhat Akademik”, UBSI tidak hanya menaruh perhatian pada prestasi akademik, tetapi juga pada kesejahteraan mental dan emosional mahasiswa. Hal ini selaras dengan visi kampus untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga tangguh secara psikologis.
Program ini diharapkan terus berkembang dan menjangkau lebih banyak mahasiswa di berbagai kampus UBSI. Ke depannya, kampus juga berencana menghadirkan lebih banyak sesi tematik, termasuk sesi kelompok dan lokakarya kesehatan mental, guna memperluas jangkauan dampaknya.