
Karawang, Karawanghitz — Di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Karawang menegaskan bahwa nasionalisme bukanlah isu kuno yang kehilangan relevansinya. Justru, semangat cinta tanah air kini menjadi kunci penting dalam menjaga identitas bangsa, terutama di kalangan generasi muda.
Fenomena globalisasi dan arus informasi yang tak terbendung lewat media sosial membuat banyak pihak khawatir akan lunturnya rasa cinta tanah air di kalangan generasi Z dan milenial. Namun, menurut para mahasiswa UBSI, kekhawatiran tersebut tidak sepenuhnya benar.
“Nasionalisme itu masih penting kok! Kita hidup di era digital bukan berarti melupakan jati diri bangsa. Justru kita harus bangga jadi anak Indonesia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,” ujar Rizky, mahasiswa Program Studi Sistem Informasi UBSI Karawang.
Menurut Rizky, nasionalisme tidak harus selalu diwujudkan dengan hal-hal besar seperti bela negara secara fisik. Baginya, menjadi nasionalis bisa dimulai dari tindakan-tindakan sederhana seperti menggunakan produk lokal, menghormati perbedaan budaya, hingga menyebarkan konten positif tentang Indonesia di media sosial.
Selain itu, Rizky juga menekankan pentingnya generasi muda memiliki filter terhadap informasi asing yang membanjiri ruang digital saat ini.
Peran Kampus dalam Menanamkan Semangat Nasionalisme
Pihak kampus pun mendukung penuh penanaman nilai-nilai semangat kebangsaan kepada mahasiswa, baik melalui kegiatan akademik maupun non-akademik. UBSI rutin mengadakan seminar kebangsaan, lomba-lomba bertema budaya nusantara, hingga kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat sekitar.
“Kami percaya bahwa membangun karakter kebangsaan harus dimulai sejak dini. Melalui berbagai program kampus, kami dorong mahasiswa untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga punya rasa tanggung jawab sosial dan cinta tanah air,” ujar Hasan Basri, M.Kom., Kepala Kampus UBSI Karawang.
Hasan menambahkan bahwa UBSI berkomitmen menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan, yang tidak hanya adaptif terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai luhur bangsa.
Nasionalisme Melalui Aksi Nyata
Mahasiswa UBSI pun menunjukkan semangat kebangsaan mereka melalui berbagai aksi nyata. Salah satunya melalui kegiatan bakti sosial yang rutin dilakukan di desa-desa sekitar Karawang. Selain itu, komunitas mahasiswa juga aktif dalam menyuarakan isu lingkungan, pendidikan, dan budaya melalui media digital.
“Menurut saya, semangat kebangsaan hari ini tidak melulu soal menghafal lagu kebangsaan atau sejarah perjuangan, tapi lebih kepada bagaimana kita bisa memberi kontribusi nyata untuk negeri ini,” ungkap Najwa, calon mahasiswa Kabupaten Karawang.
Najwa bersama timnya rutin mengadakan kegiatan baca buku keliling untuk anak-anak di daerah pinggiran Karawang. Ia percaya, membangun generasi cerdas juga bagian dari kecintaan terhadap bangsa.
Nasionalisme dan Tantangan Zaman
Meski begitu, tak dapat dipungkiri bahwa tantangan zaman membuat nilai-nilai kebangsaan di kalangan muda kerap teruji. Pengaruh budaya luar, konten negatif, dan perpecahan di media sosial seringkali memecah perhatian generasi muda dari isu-isu nasional.
Namun hal ini justru menjadi pemicu semangat bagi sebagian mahasiswa UBSI untuk terus menyuarakan pentingnya menjaga nasionalisme.
“Zaman sekarang memang banyak godaan, tapi justru itu tantangannya. Kita harus bisa jadi generasi yang kritis dan selektif, tidak menelan mentah-mentah budaya luar. Kalau bukan kita yang jaga Indonesia, siapa lagi?” kata Amelia, mahasiswa UBSI yang aktif di organisasi.
Semangat berbagi ini juga menjadi penguat solidaritas sosial di antara generasi muda, yang pada akhirnya membentuk rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama warga negara.
Nasionalisme Tidak Ketinggalan Zaman
Satu pesan penting yang digaungkan mahasiswa UBSI adalah bahwa nasionalisme tidak ketinggalan zaman. Justru, dalam kondisi dunia yang makin terbuka, rasa cinta tanah air perlu diperkuat agar identitas bangsa tetap kokoh dan tidak tergerus zaman.
“Nasionalisme itu bukan masa lalu. Ia adalah masa depan yang kita bentuk dari hari ini. Nasionalisme membuat kita sadar siapa kita, dari mana kita berasal, dan untuk siapa kita hidup,” tutup Hasan, dengan penuh keyakinan.
Dengan semangat muda dan aksi nyata yang mereka lakukan, para mahasiswa UBSI membuktikan bahwa nasionalisme bukan sekadar wacana di ruang kelas. Ia hidup, tumbuh, dan terus menyala di tengah perubahan zaman. Sebab bagi mereka, nasionalisme itu masih penting kok!