
Karawang, Karawanghitz — Dengan semakin dekatnya pelaksanaan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025, siswa kelas 12 di seluruh Indonesia tengah disibukkan dengan persiapan intensif untuk menghadapi ujian tersebut. Berbagai strategi diterapkan guna meningkatkan peluang mereka lolos ke perguruan tinggi negeri impian.
Persiapan ini tidak hanya melibatkan penguasaan materi akademik, tetapi juga kesiapan mental dan strategi menghadapi ujian berbasis komputer. “Ujian SNBT menguji kemampuan penalaran siswa dalam numerasi, literasi, serta pemecahan masalah. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan belajar yang tidak hanya hafalan, tetapi juga pemahaman konsep yang mendalam,” ujar Prof. Arie Afriansyah, pakar pendidikan dari Universitas Indonesia.
Strategi Siswa dalam Menghadapi SNBT
Banyak siswa mulai mengikuti bimbingan belajar, baik secara daring maupun luring. Platform edukasi digital seperti Ruangguru, Zenius, dan Quipper menjadi pilihan populer bagi mereka yang ingin belajar mandiri dengan fleksibilitas waktu. Sementara itu, sekolah-sekolah juga mengintensifkan pelaksanaan tryout sebagai simulasi ujian yang sesungguhnya.
“Saya mengalokasikan waktu tiga jam sehari untuk belajar, dengan fokus pada latihan soal dan pembahasan konsep yang sering muncul dalam ujian,” ujar Aditya Pratama, siswa SMA Negeri 3 Jakarta yang bercita-cita masuk Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Pendekatan yang terstruktur juga disarankan oleh para pakar. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Educational Psychology (2024), siswa yang menggunakan metode belajar berbasis retrieval practice dan spaced repetition memiliki daya ingat lebih baik dan hasil yang lebih tinggi dalam ujian standar.
Tantangan yang Dihadapi Siswa
Meski berbagai strategi diterapkan, tidak sedikit siswa yang menghadapi tekanan psikologis menjelang SNBT. Tingginya persaingan serta tuntutan akademik menjadi faktor utama yang menyebabkan kecemasan di kalangan peserta.
“Stres akademik bisa berdampak negatif terhadap performa kognitif siswa. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mengatur waktu istirahat dan menjaga keseimbangan antara belajar dan relaksasi,” jelas Prof. Dr. Tina Afiatin, psikolog pendidikan dari Universitas Gadjah Mada.
Selain itu, keterbatasan akses terhadap fasilitas belajar masih menjadi kendala bagi sebagian siswa di daerah terpencil. Minimnya infrastruktur internet dan kurangnya sumber daya pembelajaran menjadi hambatan dalam persiapan menghadapi ujian berbasis komputer ini.
“Banyak siswa di daerah kami yang kesulitan mengakses latihan soal daring karena keterbatasan jaringan internet. Kami berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan akses pendidikan digital yang merata,” ujar Rini Susanti, guru di salah satu SMA di Kabupaten Flores Timur.
Harapan dan Dukungan Pemerintah
Sebagai bentuk dukungan terhadap siswa, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mengembangkan program yang membantu persiapan SNBT. Salah satunya adalah penyediaan modul belajar gratis serta platform simulasi ujian berbasis digital yang dapat diakses oleh seluruh siswa di Indonesia.
“Pemerintah berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa dalam menghadapi SNBT 2025. Program bimbingan belajar daring yang kami sediakan bertujuan untuk membantu mereka dalam memahami format soal serta meningkatkan kesiapan mereka,” Prof. Khairul Munadi, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, baik oleh siswa, sekolah, maupun pemerintah, diharapkan pelaksanaan SNBT 2025 dapat berjalan dengan lancar dan memberikan kesempatan bagi para peserta untuk meraih pendidikan tinggi yang mereka impikan. Meski tantangan tetap ada, semangat dan strategi yang tepat dapat menjadi kunci utama dalam meraih keberhasilan.