Literasi Sekolah

Revitalisasi Nilai Konstitusional dan Budaya Lokal: Mahasiswa UBSI Karawang Bangkitkan Semangat Nasionalisme di Kalangan Remaja

×

Revitalisasi Nilai Konstitusional dan Budaya Lokal: Mahasiswa UBSI Karawang Bangkitkan Semangat Nasionalisme di Kalangan Remaja

Sebarkan artikel ini

Karawang, Karawanghitz – 26 Mei 2025 Di tengah derasnya arus globalisasi dan semakin kaburnya batas identitas budaya di kalangan remaja, sekelompok mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Karawang berinisiatif mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang mengangkat tema besar “Revitalisasi Nilai Konstitusional dan Budaya Lokal dalam Kehidupan Remaja.”

Bertempat di SMK Bhinneka Karawang, kegiatan ini digelar pada Senin, 26 Mei 2025, dan diikuti oleh puluhan siswa-siswi dengan penuh antusias. Kegiatan tersebut dirancang sebagai bentuk kontribusi nyata mahasiswa dalam membumikan kembali semangat kebangsaan, rasa cinta tanah air, serta kebanggaan terhadap budaya lokal—terutama di kalangan remaja yang sedang berada dalam fase pencarian jati diri.

Mahasiswa sebagai Motor Edukasi Sosial

Kelompok mahasiswa UBSI Karawang yang terdiri dari Elsa Tri Arlina, Najwa Nasywa Wiyono, Kiki Kania Amelia, Alivia Febriska Lando, Nur Kholipah, dan Muhammad Ilyas hadir bukan hanya sebagai pemateri, tetapi juga sebagai rekan sebaya yang mengajak berdialog, berbagi pengalaman, dan membangun pemahaman kolektif tentang pentingnya menjaga identitas bangsa di tengah modernisasi.

“Kami percaya bahwa membekali remaja dengan pemahaman nilai konstitusional dan budaya lokal adalah langkah strategis untuk membangun generasi muda yang berkarakter, cinta tanah air, dan siap menghadapi tantangan global,” ujar Elsa Tri Arlina, selaku koordinator kegiatan.

Dengan pendekatan edukatif dan komunikatif, kegiatan ini dirancang tak hanya bersifat satu arah, namun interaktif dan partisipatif.

Baca Juga : Jelajahi Pesona Wisata Menakjubkan di Karawang, Jawa Barat

Materi Bermakna, Aktivitas Menyenangkan

Dalam sesi utama kegiatan, para mahasiswa memberikan edukasi seputar nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, hak dan kewajiban warga negara, hingga isu-isu yang relevan dalam konteks kebangsaan masa kini. Para siswa diajak untuk merefleksikan peran mereka sebagai warga negara muda dan bagaimana nilai-nilai dasar konstitusi bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah dan lingkungan sosial.

Tidak hanya itu, bagian penting dari kegiatan ini adalah pelestarian budaya lokal. Mahasiswa memperkenalkan kembali seni tradisional, bahasa daerah, cerita rakyat, dan etika sosial yang mulai tergerus oleh budaya pop modern. Melalui permainan edukatif, kuis, dan simulasi peran, siswa diajak untuk memahami nilai-nilai budaya sebagai kekayaan tak ternilai yang mencerminkan identitas bangsa.

“Sekarang banyak dari kita yang tahu budaya luar tapi lupa dengan budaya sendiri. Kegiatan ini bikin kita sadar, ternyata budaya lokal itu keren dan penting buat dijaga,” ungkap salah satu siswa SMK Bhinneka saat sesi diskusi berlangsung.

Diskusi Kelompok dan Aktivitas Praktik

Kegiatan PKM ini juga menyediakan ruang diskusi kelompok, di mana para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk membahas topik seperti: “Apa arti Pancasila bagi saya?”, “Bagaimana cara menjaga bahasa daerah?”, dan “Apa dampak hilangnya budaya lokal terhadap identitas bangsa?”

Dari diskusi tersebut muncul beragam pandangan kritis dan ide-ide segar dari siswa-siswi, mulai dari ajakan untuk kembali menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, hingga usulan membuat komunitas seni tradisional di lingkungan sekolah.

Selain diskusi, kegiatan juga dilengkapi dengan praktik pengenalan simbol-simbol negara seperti bendera, lambang Garuda Pancasila, lagu kebangsaan, serta demonstrasi mini kesenian lokal seperti pencak silat dan pembacaan puisi berbahasa daerah.

Tanggapan Positif dan Harapan Ke Depan

Kepala sekolah dan para guru menyambut baik kegiatan ini. Menurut mereka, pembekalan nilai konstitusional dan budaya lokal sangat penting, terutama di tengah tantangan era digital yang membuat generasi muda mudah terpapar budaya asing.

“Kami berterima kasih kepada mahasiswa UBSI Karawang. Ini adalah kegiatan yang sangat dibutuhkan di sekolah, dan kami berharap kerja sama seperti ini bisa terus berlanjut,” ujar salah satu guru pendamping SMK Bhinneka Karawang.

Mahasiswa Belajar dari Masyarakat

Tak hanya siswa yang mendapat pengalaman berharga, para mahasiswa pun mengaku mendapatkan banyak pelajaran selama terjun langsung ke lapangan. Interaksi langsung dengan remaja, mengemas materi agar mudah dipahami, dan menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan pelajar menjadi pengalaman yang membentuk kepekaan sosial dan tanggung jawab mereka sebagai bagian dari generasi akademik.

“Ini bukan cuma tentang mengajar. Kami juga belajar tentang realita sosial, tantangan pendidikan, dan betapa pentingnya menjaga nilai luhur bangsa. Ini membuat kami semakin yakin bahwa mahasiswa harus terlibat aktif dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Najwa Nasywa Wiyono, salah satu peserta kegiatan.

Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. UBSI Karawang mendorong mahasiswanya untuk tidak hanya unggul dalam akademik, tapi juga berkontribusi dalam pembangunan sosial dan budaya di tengah masyarakat.

Melalui pendekatan kontekstual seperti ini, mahasiswa diajak untuk menerjemahkan ilmu yang mereka pelajari ke dalam bentuk aksi nyata yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Kesimpulan: Membangun Bangsa dari Sekolah

“Revitalisasi Nilai Konstitusional dan Budaya Lokal dalam Kehidupan Remaja” bukan sekadar kegiatan sekali jalan. Ia adalah cikal bakal gerakan sadar identitas nasional yang dimulai dari ruang-ruang pendidikan menengah. Mahasiswa UBSI Karawang membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana—dari satu sekolah, satu kelompok remaja, dan satu perbincangan bermakna.

Karena di tangan merekalah, masa depan bangsa ini berada. Dan melalui kegiatan ini, para mahasiswa UBSI turut menjaga nyala obor kebangsaan tetap hidup, bahkan di tengah derasnya arus zaman.