Pendidikan

Menyalakan Semangat Pancasila di Tengah Gejolak Mahasiswa Masa Kini

×

Menyalakan Semangat Pancasila di Tengah Gejolak Mahasiswa Masa Kini

Sebarkan artikel ini
Pancasila
Sumber Gambar: Bobo Id

Karawang, Karawanghitz — Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, mahasiswa Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga jati diri kebangsaan. Nilai-nilai Pancasila, sebagai dasar negara, kerap kali diuji oleh berbagai pengaruh eksternal yang berpotensi mengikis rasa kebangsaan dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda.

Namun demikian, Pancasila tidak pernah kehilangan relevansinya. Justru di era modern seperti sekarang, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Dasar Negara Republik Indonesia semakin dibutuhkan untuk memperkuat karakter dan moral mahasiswa sebagai agen perubahan.

“Pancasila itu bukan sekadar hafalan lima sila, tapi pedoman hidup yang harus diterapkan dalam keseharian, terutama bagi mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa,” ujar Silvia Nanda Putri Erito, M.Pd., Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Karawang.

Pancasila Sebagai Kompas Moral Mahasiswa

Mahasiswa kerap dihadapkan pada dilema moral, baik dalam kehidupan akademik, organisasi, hingga aktivitas digital. Dalam kondisi seperti ini, Dasar Negara Republik Indonesia menjadi kompas moral yang dapat menuntun mereka untuk bersikap bijak, adil, dan bertanggung jawab.

Misalnya, dalam pengambilan keputusan di organisasi kampus, sila keempat tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan menjadi landasan dalam menjunjung musyawarah dan mufakat.

“Saya belajar banyak dari sila keempat. Saat menjadi ketua himpunan mahasiswa, saya mencoba menerapkan musyawarah dalam setiap rapat. Ternyata, itu memperkuat rasa kebersamaan dan menghargai pendapat orang lain,” kata Kohar Hanapi, mahasiswa aktif UBSI Karawang jurusan Sistem Informasi.

Nilai-nilai seperti menghargai perbedaan, menjunjung keadilan, dan menolak kekerasan juga tumbuh dari internalisasi Dasar Negara Republik Indonesia yang kuat. Hal ini penting untuk menciptakan iklim kampus yang inklusif dan sehat.

Pancasila dalam Aksi Sosial Mahasiswa

Selain menjadi landasan etika, Pancasila juga menjadi pendorong mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan sosial. Banyak organisasi mahasiswa kini menggelar program pengabdian masyarakat yang mengacu pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Salah satu contohnya adalah program “Mahasiswa Mengajar” yang diadakan oleh UBSI Karawang setiap semester. Program ini melibatkan mahasiswa untuk mengajar anak-anak di daerah tertinggal di sekitar Karawang.

“Kami terinspirasi oleh sila kedua dan kelima. Bahwa kita harus menjunjung tinggi kemanusiaan dan keadilan. Dengan program ini, kami ingin memberikan kontribusi nyata sebagai bentuk implementasi Pancasila,” ujar Hasan Basri, M.Kom., Kepala Kampus Universitas BSI Karawang.

Kegiatan semacam ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan semangat gotong royong, sekaligus mengembangkan empati dan kepemimpinan sosial.

Pengaruh Media Sosial dan Budaya Populer

Di sisi lain, tantangan dalam menjaga nilai-nilai Pancasila tidak bisa dipandang remeh. Media sosial kerap kali menjadi medan konflik opini, ujaran kebencian, hingga disinformasi yang memicu perpecahan di kalangan mahasiswa.

“Generasi muda kini hidup dalam dunia yang cepat dan instan. Jika tidak dibekali pemahaman mendalam tentang Pancasila, mereka mudah terseret dalam polarisasi,” kata Prof. Dr. Agus Surono, S.H., M.H., Peneliti Pusat Studi Pancasila dan Konstitusi.

Fenomena budaya populer yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan juga menjadi tantangan. Konsumerisme, individualisme, dan pragmatisme kadang merusak semangat gotong royong dan solidaritas sosial.

Peran Kampus dalam Revitalisasi Nilai Pancasila

Untuk menjawab tantangan tersebut, perguruan tinggi dituntut lebih aktif dalam melakukan internalisasi nilai-nilai Pancasila. Bukan hanya melalui mata kuliah Pendidikan Pancasila, tapi juga lewat pembinaan organisasi, pengembangan karakter, dan kegiatan kemahasiswaan.

Di UBSI Karawang, misalnya, nilai-nilai Dasar Negara Republik Indonesia diintegrasikan dalam program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), pelatihan kepemimpinan, serta lomba-lomba kebangsaan.

“Kami ingin membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat secara moral dan ideologi,” kata Hasan.

Menuju Generasi Mahasiswa Pancasilais

Meskipun berbagai tantangan membayangi, semangat mahasiswa untuk mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Dasar Negara Republik Indonesia masih menyala. Dalam berbagai kesempatan, mahasiswa menunjukkan kepedulian sosial, semangat gotong royong, dan komitmen terhadap keadilan.

Kegiatan-kegiatan sosial, diskusi kebangsaan, serta aksi solidaritas menjadi bukti bahwa Dasar Negara Republik Indonesia bukan sekadar simbol, melainkan nilai hidup yang nyata di tengah dinamika mahasiswa masa kini.

“Selama Dasar Negara Republik Indonesia tetap hidup dalam pikiran, hati, dan tindakan generasi muda, saya yakin bangsa ini akan tetap kuat menghadapi masa depan,” tutup Prof. Agus.