Dunia Usaha

Semprong 5 Varian Rasa yang Wajib Dicoba, Camilan Legendaris Karawang!

×

Semprong 5 Varian Rasa yang Wajib Dicoba, Camilan Legendaris Karawang!

Sebarkan artikel ini
Semprong
Sumber Gambar: Yummy App

Karawang, Karawanghitz — Karawang dikenal sebagai kota pangkal perjuangan dan kota padi, tetapi kini juga menjadi pusat industri yang berkembang pesat. Namun, di balik kemajuan industri ini, kita sering melupakan sisi kuliner khasnya. Salah satu makanan tradisional yang mulai sulit ditemukan adalah semprong.

Apa Itu Semprong?

Semprong adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung beras atau tepung terigu yang dicampur dengan gula, santan, dan telur. Adonan ini kemudian dipanggang atau digoreng hingga renyah. Bentuknya yang tipis dan panjang menyerupai kerupuk gulung, dengan rasa manis atau gurih tergantung pada bahan yang digunakan.

Di beberapa daerah, semprong memiliki nama lain dan variasi resep yang berbeda. Beberapa di antaranya bahkan memiliki isian seperti cokelat, selai, atau keju untuk memberikan cita rasa yang lebih beragam. Meski memiliki berbagai modifikasi, esensi dari semprong tetaplah camilan tradisional yang bercita rasa khas.

Semprong Khas Karawang

Di Karawang, semprong memiliki bentuk unik, yaitu kerucut kecil yang renyah. Kue ini sering dijadikan oleh-oleh khas dan tersedia dalam berbagai varian rasa, seperti:

  • Pandan
  • Wijen
  • Durian
  • Nangka
  • Keju
  • Cokelat

Salah satu tempat yang masih menjual semprong di Karawang adalah Semprong Moundy, yang berlokasi di Jl. Singasari, Belakang Perum Indah, RT/RW 12/13, Karawang. Pembeli dapat melakukan pemesanan melalui media sosial atau platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia.

Mengapa Semprong Semakin Langka?

Sayangnya, semprong semakin sulit ditemukan di Karawang. Faktor utama yang menyebabkan kelangkaan ini adalah berkurangnya produsen yang membuat semprong secara tradisional.

Faktor Penurunan Produksi

Menurut salah satu pelaku usaha kuliner di Karawang, Ibu Siti, penurunan produksi semprong terjadi karena semakin berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari cara pembuatannya. Ia mengungkapkan bahwa semprong, yang merupakan salah satu camilan tradisional khas daerah tersebut, membutuhkan keterampilan khusus serta ketelatenan dalam proses pembuatannya. Namun, dengan semakin berkembangnya tren makanan modern dan minimnya regenerasi pengrajin, warisan kuliner ini semakin terancam punah. Ibu Siti berharap ada upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas kuliner, untuk mengenalkan kembali pembuatan semprong kepada generasi muda agar tradisi ini tetap lestari.

“Dulu, semprong banyak dibuat oleh orang tua kita, tetapi sekarang generasi muda lebih tertarik dengan makanan modern,” ujarnya.

Selain itu, biaya produksi yang meningkat juga menjadi tantangan bagi para produsen. Bapak Ahmad, salah satu pedagang kue tradisional di Karawang, menambahkan,

“Harga bahan baku seperti tepung dan telur semakin mahal, sementara permintaan tidak sebesar dulu. Ini membuat banyak pengusaha kecil memilih untuk beralih ke produk lain yang lebih menguntungkan.”

Upaya Pelestarian Semprong

Meski demikian, masih ada harapan untuk menjaga kelestarian semprong. Upaya pelestarian dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

  1. Pelatihan dan Edukasi

Mengadakan pelatihan pembuatan semprong kepada masyarakat dan anak muda dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan tradisional ini. Sekolah-sekolah dan komunitas kuliner dapat berperan aktif dalam menyebarkan keterampilan ini.

  1. Promosi di Media Sosial

Semprong bisa kembali dikenal jika dipromosikan secara luas di media sosial. Dengan membagikan cerita tentang keunikan dan sejarahnya, generasi muda dapat lebih tertarik untuk mencobanya.

  1. Inovasi Rasa dan Kemasan

Menurut pakar kuliner lokal, Murdijati Gardjito, modernisasi dalam penyajian semprong dapat meningkatkan daya tariknya.

“Kita bisa mencoba membuat semprong dengan varian rasa yang lebih menarik, seperti matcha atau red velvet, agar lebih disukai oleh anak muda,” jelasnya.

  1. Festival Kuliner Tradisional

Pemerintah daerah juga bisa turut serta dengan mengadakan festival kuliner yang menampilkan semprong sebagai ikon makanan tradisional Karawang.

“Melalui festival, kita bisa mengenalkan semprong ke masyarakat luas dan membangkitkan kembali minat terhadap kuliner tradisional,” kata Bapak Joko, seorang pemerhati budaya di Karawang.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, semprong dapat kembali dikenal dan menjadi bagian penting dari warisan kuliner Karawang. Jika kita tidak bertindak sekarang, bukan tidak mungkin makanan tradisional ini hanya akan tinggal kenangan bagi generasi mendatang. Melalui kesadaran kolektif dan inovasi, kita dapat menjaga keberadaan semprong agar tetap lestari di tengah modernisasi kuliner.