Karawang, Karawanghitz 30 mei 2025 Kemendikbudristek — Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu program unggulan yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Program ini dirancang guna menumbuhkembangkan kreativitas, inovasi, serta kemampuan ilmiah dan kewirausahaan mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Sebagai bentuk dukungan terhadap mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi seleksi PKM 2025, berikut disampaikan sepuluh tips strategis yang dapat diikuti oleh seluruh civitas akademika, khususnya mahasiswa yang bercita-cita menjadi bagian dari generasi inovator dan problem solver masa depan bangsa.
1. Pahami Pedoman PKM Terbaru Secara Menyeluruh
Langkah awal yang tidak boleh diabaikan adalah membaca dan memahami Pedoman PKM Tahun 2025 secara komprehensif. Pedoman tersebut akan dirilis secara resmi melalui laman Belmawa Dikti. Mahasiswa wajib memahami format penulisan proposal, kriteria penilaian, dan perbedaan karakteristik masing-masing skema PKM seperti PKM-Riset (PKM-R), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM), PKM-Karsa Cipta (PKM-KC), PKM-Penerapan Iptek (PKM-PI), hingga PKM Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT).
2. Pilih Skema PKM Sesuai Minat dan Kompetensi Tim
Pemilihan skema harus disesuaikan dengan latar belakang keilmuan dan minat anggota tim. Sebagai contoh, mahasiswa dari rumpun teknik yang memiliki minat pada pengembangan produk inovatif dapat memilih PKM-KC. Sementara mahasiswa yang aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dapat mempertimbangkan PKM-PM.
3. Bentuk Tim yang Solid dan Komplementer
Keberhasilan PKM sangat ditentukan oleh kekompakan dan kapasitas tim pelaksana. Idealnya, tim terdiri dari 3 hingga 5 mahasiswa lintas disiplin ilmu. Seluruh anggota diharapkan memiliki komitmen tinggi serta kontribusi nyata terhadap kelangsungan kegiatan. Selain itu, pemilihan dosen pembimbing yang aktif, responsif, serta berpengalaman dalam program PKM menjadi elemen penting dalam proses pembimbingan dan penyusunan proposal.
4. Usung Gagasan Orisinal, Relevan, dan Solutif
Proposal yang diajukan hendaknya memuat ide yang orisinal, sesuai dengan permasalahan aktual, dan menawarkan solusi aplikatif. Hindari ide-ide yang klise atau sudah banyak digunakan sebelumnya. Usahakan agar gagasan dapat dilaksanakan secara realistis dalam kurun waktu 3 hingga 4 bulan.
5. Tulis Proposal Sesuai Sistematika dan Standar Akademik
Gunakan format dan sistematika penulisan yang telah ditetapkan dalam pedoman. Proposal wajib bebas dari unsur plagiarisme, dengan toleransi maksimal similarity umumnya di bawah 25%. Gunakan bahasa ilmiah yang lugas, jelas, namun tetap komunikatif.
6. Sertakan Data dan Kajian Pustaka yang Kuat
Dukungan data primer maupun sekunder menjadi fondasi penting dalam menyusun argumentasi. Lengkapi proposal dengan referensi dari jurnal ilmiah, buku teks, dan sumber resmi lainnya seperti data BPS. Hindari penggunaan sumber tidak kredibel seperti blog pribadi atau opini tidak terverifikasi.
7. Rancang Luaran yang Terukur dan Realistis
Setiap skema PKM memiliki luaran yang ditargetkan, seperti artikel ilmiah, video dokumentasi, produk, atau publikasi lainnya. Pastikan luaran ini telah direncanakan sejak awal dan tercantum dalam proposal dengan jelas dan terukur.
8. Susun Rencana Anggaran Biaya Secara Transparan
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) harus memperhatikan batas pagu maksimal (sekitar Rp8–10 juta). Anggaran tidak boleh mencakup honorarium anggota tim, konsumsi pribadi, atau keperluan di luar substansi program. Anggaran harus disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan dan mencerminkan efisiensi serta akuntabilitas.
9. Ikuti Seleksi Internal Perguruan Tinggi Secara Aktif
Sebagian besar perguruan tinggi menyelenggarakan proses seleksi internal sebelum mengirimkan proposal ke tingkat nasional. Oleh karena itu, mahasiswa diimbau untuk mengikuti seluruh tahapan seleksi kampus secara disiplin, termasuk bimbingan intensif, revisi proposal, dan pemenuhan tenggat waktu yang ditetapkan oleh pihak kampus.
10. Manfaatkan Sosialisasi dan Klinik PKM di Kampus
Ikuti kegiatan sosialisasi, workshop, dan klinik PKM yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi maupun institusi terkait. Mahasiswa juga disarankan untuk berdiskusi dengan para dosen atau alumni PKM yang telah memiliki pengalaman sebagai peserta atau reviewer nasional. Umpan balik dari pihak yang kompeten dapat menjadi bekal penting dalam menyempurnakan proposal yang akan diajukan.
Pentingnya Peran Pembimbing dalam Mendorong Kualitas Proposal
Salah satu dosen pembimbing yang telah lama aktif dalam mendampingi mahasiswa dalam kegiatan PKM, Ibu Surtika Ayumida, M.Kom, menekankan pentingnya kolaborasi yang sinergis antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Menurutnya, pembimbing memiliki peran tidak hanya sebagai pengarah, tetapi juga sebagai motivator yang turut mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan solutif.
“Melalui PKM, mahasiswa dapat belajar untuk berpikir sistematis, menyusun solusi atas permasalahan nyata, dan membangun soft skills seperti kepemimpinan serta manajemen tim. Kami para pembimbing selalu mendorong mahasiswa agar tidak hanya sekadar menulis proposal, tapi juga membentuk cara berpikir ilmiah dan inovatif,” ujar Ibu Surtika.
Lebih lanjut, beliau mengajak para dosen untuk aktif terlibat dalam proses pembinaan proposal PKM, baik melalui bimbingan langsung, review internal, maupun pelatihan-pelatihan teknis.
Baca Juga:Dukung Wirausaha Muda, UBSI Kampus Pontianak Gelar Coaching Intensif Hadapi Seleksi P2MW dan PKM-K
“Pembimbing bukan hanya mengoreksi tulisan, tetapi hadir sebagai mitra berpikir. Dengan bimbingan yang tepat, mahasiswa dapat menghasilkan karya yang bukan hanya lolos seleksi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tambahnya.
Melalui pelaksanaan PKM, diharapkan mahasiswa Indonesia tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik, tetapi juga meningkatkan soft skills, kepemimpinan, serta kepedulian sosial. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi mengajak seluruh mahasiswa untuk terus berinovasi, berkolaborasi, dan memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan bangsa.
Pantau terus informasi resmi terkait PKM 2025 dan bersiaplah menjadi agen perubahan dari lingkungan kampus masing-masing. Semangat berkarya, mahasiswa Indonesia!