Karawang, Karawanghitz – Di era yang serba cepat ini, orang tua memiliki peran penting dalam menentukan masa depan anak-anak mereka, terutama dalam memilih jenjang karir yang tepat. Kesadaran akan pentingnya peran orang tua dalam mendukung dan membimbing anak menjadi alasan utama Tim 21 BSI Explore 2025 mengadakan program kerja Sosialisasi Parenting: Peran Orang Tua dalam Menentukan Jenjang Karir Anak di Masa Depan. Kegiatan ini diselenggarakan di Desa Pasirkamuning dan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk ibu-ibu PKK, para ketua RT dan RW, serta Sekretaris Desa(14/02).
Acara ini menghadirkan Hasan Basri, M.Kom., sebagai narasumber utama. Beliau merupakan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Tim 21 BSI Explore 2025 yang memiliki banyak pengalaman dalam dunia pendidikan dan memahami bagaimana peran orang tua bisa menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan anak-anak mereka. Dalam pemaparannya, Hasan Basri menjelaskan bahwa banyak anak yang memiliki potensi luar biasa, tetapi terkadang terhambat oleh kurangnya dukungan dari orang tua. Sebagian besar orang tua masih memiliki pola pikir bahwa pendidikan hanya sebatas jenjang formal tanpa memahami bagaimana membentuk mental serta karakter anak dalam menghadapi dunia kerja di masa depan.
Lebih lanjut, Hasan Basri membagikan pengalaman pribadinya tentang bagaimana ia berasal dari keluarga sederhana dengan keterbatasan ekonomi. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap berjuang menggapai cita-cita. Bahkan, hinaan dan diremehkan oleh orang lain justru menjadi dorongan baginya untuk membuktikan bahwa keadaan bukanlah batasan. “Akan selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha. Kalau sudah benar-benar bingung harus bagaimana lagi, maka jalur langit adalah keharusan. Berdoalah dan tetaplah berjuang,” ujar Hasan Basri dengan penuh keyakinan.
Pemaparan ini menarik perhatian peserta sosialisasi, terutama para ibu yang hadir. Banyak dari mereka yang merasa terinspirasi dan mulai memahami bahwa dukungan emosional serta doa dari orang tua memiliki dampak yang sangat besar terhadap masa depan anak-anak mereka.
Di sesi berbagi pengalaman, suasana menjadi semakin haru ketika Bu Dedeh, Ketua PKK Pasirkamuning, menyampaikan kisahnya yang serupa dengan apa yang dialami oleh Hasan Basri. Dengan suara yang bergetar dan air mata yang mulai menitik, beliau mengisahkan bagaimana anaknya sempat menghadapi kesulitan dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Memang benar apa yang disampaikan Pak Dosen. Saya pun mengalami hal yang sama. Anak saya sangat ingin kuliah, tapi kami sempat mengalami kendala keuangan. Saya tidak bisa membantu banyak secara materi, tapi saya tahu satu hal yang bisa saya lakukan: saya bantu dia lewat doa. Tiap malam saya bangun, saya tirakati dengan puasa. Tidak lama kemudian, ada orang yang menawarkan program beasiswa. Singkat cerita, anak saya ikut seleksi dan alhamdulillah, dia lolos. Doa seorang ibu yang tulus memang menembus langit,” ujar Bu Dedeh sambil menyeka air matanya.
Kisah Bu Dedeh semakin memperkuat pesan utama dalam sosialisasi ini bahwa peran orang tua bukan hanya sekadar memberikan fasilitas atau materi, tetapi juga menjadi pilar utama dalam memberikan dukungan moral dan spiritual bagi anak-anak mereka.
Selain berbagi pengalaman, dalam sosialisasi ini juga dibahas tentang bagaimana membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dalam menentukan jenjang karir mereka. Banyak anak yang merasa terpaksa mengambil pilihan tertentu karena adanya tekanan dari orang tua. Hal ini bisa terjadi karena minimnya pemahaman orang tua tentang minat dan bakat anak. Oleh karena itu, Hasan Basri menekankan bahwa orang tua perlu lebih terbuka dalam berdiskusi dengan anak-anak mereka.
“Kita tidak bisa hanya memaksakan kehendak kepada anak tanpa memahami apa yang sebenarnya mereka inginkan. Sebagai orang tua, tugas kita adalah mengarahkan dan memberikan wawasan, bukan mendikte. Jangan sampai anak memilih sesuatu hanya karena ingin menyenangkan orang tua, tetapi di dalam hatinya dia tidak bahagia. Itu bisa berakibat buruk bagi perkembangan mentalnya di masa depan,” jelasnya.
Para peserta pun mulai menyadari bahwa terkadang keinginan mereka untuk “menentukan yang terbaik” bagi anak tidak selalu sejalan dengan apa yang diimpikan oleh sang anak. Oleh karena itu, membangun komunikasi yang terbuka dan saling memahami adalah kunci utama dalam mendukung karir anak-anak mereka.
Sebagai penutup, Hasan Basri kembali menegaskan bahwa setiap anak memiliki jalannya masing-masing. Orang tua tidak boleh merasa gagal jika anak mereka memilih jalan yang berbeda dari harapan mereka. Selama anak memiliki tekad yang kuat dan terus berusaha, tugas orang tua adalah tetap mendukung dengan sepenuh hati, baik melalui doa maupun motivasi.
Sosialisasi Parenting ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para orang tua di Desa Pasirkamuning dalam membimbing anak-anak mereka menuju masa depan yang lebih baik. Dengan adanya komunikasi yang baik, dukungan yang tulus, serta doa yang terus mengalir, diharapkan setiap anak bisa mencapai cita-cita mereka tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana para orang tua dapat berkonsultasi langsung dengan narasumber mengenai berbagai permasalahan yang mereka hadapi dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak mereka. Antusiasme yang tinggi dari peserta menunjukkan bahwa sosialisasi ini memberikan manfaat yang besar dan sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Program kerja ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi para orang tua untuk lebih memahami betapa pentingnya peran mereka dalam membentuk masa depan anak-anak mereka. Harapannya, setelah kegiatan ini, semakin banyak orang tua yang lebih terbuka dalam berdiskusi dengan anak-anak mereka, memberikan dukungan penuh, serta selalu menyertakan doa dalam setiap langkah yang anak mereka ambil menuju masa depan.