Pendidikan

Tingkat Kelulusan Mahasiswa UBSI Naik di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

×

Tingkat Kelulusan Mahasiswa UBSI Naik di 2025, Ini Faktor Pendorongnya

Sebarkan artikel ini
Kelulusan
Sumber Gambar: HHI

Karawang, Karawanghitz — Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) mencatatkan peningkatan signifikan dalam tingkat kelulusan mahasiswa pada tahun 2025. Data internal UBSI menunjukkan bahwa persentase kelulusan mahasiswa tahun ini meningkat sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini dinilai sebagai hasil dari berbagai pembenahan yang dilakukan pihak kampus, baik dari sisi akademik, fasilitas, maupun kualitas sumber daya manusia.

Rektor UBSI, Prof. Dr. Ir. Mochamad Wahyudi, M.Kom, MM, M.Pd, IPU, Asean Eng., menyampaikan bahwa UBSI terus berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di dunia kerja. “Kami percaya bahwa peningkatan mutu pengajaran dan fasilitas akan berdampak langsung pada semangat belajar mahasiswa. Kami juga terus melakukan evaluasi terhadap proses belajar-mengajar agar lebih relevan dengan kebutuhan industri,” ujar Prof. Wahyudi.

Peran Dosen dan Sistem Pengajaran terhadap Kelulusan

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya angka kelulusan adalah peningkatan kualitas pengajaran. UBSI secara konsisten merekrut dosen-dosen berkualifikasi tinggi yang tidak hanya memiliki latar belakang akademik yang kuat, tetapi juga pengalaman praktis di bidangnya. Selain itu, penerapan metode pengajaran yang interaktif dan berbasis teknologi dianggap berhasil meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. “Kami menggunakan pendekatan student-centered learning, di mana mahasiswa didorong untuk aktif berdiskusi dan menyampaikan ide. Ini membuat mereka lebih cepat memahami materi,” jelas Adi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

UBSI juga terus memperluas akses beasiswa bagi mahasiswa berprestasi maupun yang kurang mampu secara finansial. Beasiswa tidak hanya menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa baru, tetapi juga memotivasi penerimanya untuk menyelesaikan studi tepat waktu. “Banyak mahasiswa yang semula terkendala secara ekonomi kini justru mampu lulus dengan predikat cumlaude. Hal ini menunjukkan bahwa beasiswa memiliki dampak besar terhadap semangat belajar mereka,” kata Suharyanto.

Baca Juga: Wisuda ke-61 UBSI Penuh Sukacita dan Haru Jadi Bukti Perjuangan Tak Kenal Lelah Para Wisudawan

Selain dari sisi pengajar dan dukungan finansial, faktor kualitas mahasiswa turut berpengaruh terhadap peningkatan tingkat kelulusan. Mahasiswa UBSI dikenal aktif dalam kegiatan akademik dan organisasi, serta memiliki tingkat kemandirian yang tinggi dalam mengelola waktu dan tanggung jawab.

Tidak sedikit dari mereka yang juga mengikuti program magang di perusahaan mitra kampus, sehingga mendapat pengalaman praktis yang relevan dengan studi mereka. “Kami melihat adanya pergeseran pola pikir mahasiswa UBSI yang kini lebih visioner dan terarah. Mereka tahu apa yang ingin dicapai sejak awal masuk kuliah,” tambah Suharyanto.

Fasilitas Modern UBSI Mendukung Peningkatan Kelulusan

Untuk mendukung proses belajar mengajar yang optimal, UBSI menyediakan berbagai fasilitas modern, mulai dari ruang kelas dengan teknologi audio-visual terkini, laboratorium komputer berstandar industri, hingga perpustakaan digital yang terus diperbarui koleksinya. Fasilitas ini diharapkan menjadi sarana yang mempercepat pemahaman mahasiswa terhadap materi, sekaligus membentuk budaya belajar yang mandiri.

Pakar pendidikan dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, turut memberikan tanggapan mengenai fenomena ini. Menurutnya, peningkatan tingkat kelulusan merupakan indikator penting dari keberhasilan sistem pendidikan tinggi. “Kampus yang mampu mempertahankan tingkat kelulusan tinggi biasanya memiliki sistem akademik yang kuat, layanan pembimbingan yang efektif, serta fasilitas yang mendukung proses belajar mahasiswa secara menyeluruh,” ujarnya.

Melihat tren positif ini, UBSI optimistis akan terus mempertahankan dan meningkatkan capaian yang telah diraih. Kolaborasi antara pihak kampus, dosen, mahasiswa, dan lingkungan eksternal menjadi kunci utama dalam menciptakan lulusan yang tidak hanya lulus secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan masyarakat luas.